--> 3 Penyebab Kerusakan Compression Driver (High Transducer) - Xperiment n Xperience
Home Sound System

3 Penyebab Kerusakan Compression Driver (High Transducer)

Compression driver atau high transducer yang kita kenal dengan dengan istilah tweeter adalah komponen penting dalam sebuah sistem tata suara atau sound system.



Bagi yang sering mengalami istilah jebol, rusak spul atau apapun istilahnya, harus mencari tahu apa sebenarnya penyebab driver itu sering mati.

Penyebabnya adalah sbb:
  • Kesalahan design.
Kesalahan saat awal mendesain dengan tidak memperhatikan SPL High Transducer (tweeter) dengan SPL Middle Transducer (speaker middle) ketika high transducer digabung dengan middle transducer.
Kesalahan tersebut tidak memperhatikan keseimbangan antara SPL kedua driver tersebut. Misalnya Middle memiliki SPL 98 dB sementara High memiliki SPL 92 dB, ada perbedaan sebesar 6 dB jadi jika diberi power middle sudah bagus namun high masih samar akibat perbedaan SPL tadi. Sehingga power akan digeber untuk mendapatkan tekanan suara dari high sehingga driver high bisa putus/rusak.
Salah satu solusinya adalah menggabungkan 2 buah High Transducer untuk mengimbangi SPL dari Middle Transducer.
  • Kesalahan menentukan crossover point
Misalnya FR dari High Transducer 2KHz - 20 KHz dan diberi crossover point dibawah nilai 2 KHz maka dapat dipastikan transducernya akan rusak.
Pemilihan FR dari High Transducer juga harus memperhatikan FR dari Middle Transducer sehingga akam mempermudah menentukan crossover point dengan melihat jangkauan frekuensi antara middle dan high transducer.
  • Peak atau Clip
Sebagian besar kerusakan transducer baik sub, low, mid, high disebabkan oleh peak atau clip. Sebab jika power amplifier jika sudah berada dalam keadaan peak/clip maka transducer akan mengalami panas akibat sudah dilalui oleh arus dc sehingga voice coil mudah terbakar.

Salah satu indikator power amplifier sudah mengalami clip adalah conus speaker jika sudah naik tidak mau turun lagi, atau jika sudah turun tidak mau naik lagi. Saat itulah voice coil sudah mulai panas dan dialiri arus dc (gelombang kotak) dimana seharusnya dialiri arus ac (gelombang sinus).

Jadi solusinya ikuti aturan teknis, hindari penggunaan merk abal-abal sehingga hasil dapat diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan secara teknis, main santai saja sekalipun kekuatan power dan speaker sama-sama imbang, usahakan disetiap input jangan terjadi clip agar terhindar dari distorsi.

Demikian catatan untuk hari ini.
Menunggu masukan para Sound Engineer.

Baca juga :

No comments:

Post a Comment

to Top